untuk yang kesekian kali
ini tentang sabotase diri
tentang penimbunan rasa
sesuatu yang membuat semuanya terasa sesak
dini, aku tenggelam dalam air yang tenang
yang kukira, memusnahkan dahaga
tapi apa?
salah untuk yang kesekian lagi
air itu menghanyutkan aku dari dangkalnya sebelum palung
sore itu, matahari melambaikan tangan perpisahannya
serta mengucapkan selamat tinggal dengan pancarannya yang kuning keoren orenan
tapi apa?
nampaknya aku tidak sepenuhnya ikhlas
menyambut sang dewi malam
raja siang memberi aku keberanian melihat segala sesuatu dengan jelas,
namun sang dewi malam membuat aku ketakutan terhadap apa yang aku lihat -semu
menjadi geganat yang siap meledak jika di injak adalah aku
tapi aku berupaya ...
berhias memakai topeng senyuman serapi mungkin
berharap tidak akan pernah luntur walau di timpa air langit yang jatuh
penyabotasean ini memberi sedikit kesakitan
sakit yang menyesakan