benarkah Tuhan tak pernah membuat sesuatu yang sia-sia ?
tergoyahkan kepercayaan akibat ucapan. begitu mudah terlontarkan kata sejarah. tak berbeban sampai tak berperasaan. mantra itu masih berlari di otak kiriku, terkirim darinya dan terekam selamanya. uasaha menjadi kesia-siaan semakin terasa. mengecam diri sendiri bisa jadi. benarkah keberuntungan itu bukan berasal dari Tuhan ? seperti berharap pada bintang jatuh ?
semuanya terasa salah. keadaan ini mungkin keluar dari jalur normalnya. seharusnya tepat melintas pada kenormalan, malah melenceng di ambang batas keraguan.
siapakah yang akan meyakinkan ? jawabannya tetap sama. tak kan pernah berubah sampai menjadi sejarah. itu aku. aku yang akan tetap meyakinkan diriku. kalau bukan, siapa lagi ?
yang lain pun sama. Tuhan tidak pernah tidur, jaraknya selalu dekat. mungkin aku yang menjauh, hingga Tuhan kirimkan ajaran yang terselipkan.
kepercayaan pada sesuatu memang mengambang jika belum terbuktikan.
berpikir seperti teori kuno Vedanta. yang percaya akan energi suara dari kata-kata.
berusaha mengirimkan frekuensi kepositifan berulang ulang, dan berdialoglah bagai bercermin.
"katakan hanya padaku, bahwa aku bisa atas kehendakNya dan kembali membangun kokoh kepercayaan yang hampir runtuh. yakinlah dan percayalah Tuhan tak pernah membuat kesia-siaan".
biarlah Sejarah menurutnya, menjadi sejarah yang indah dan tak mudah menurutku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar