Music

Jumat, 15 November 2013

Ternyata Tuhan menjawab do’a ku?



Sabtu adalah hari libur yang sering aku tunggu. Bebas. Lepas seperti burung terbang di udara. Ya, setidaknya untuk satu hari, aku bisa lepas dari rutinitas kampus. Jujur saja, semenjak masuk kuliah, yang selalu terbesit dipikiranku adalah bermain. Ketika aku baru diangkat sebagai MaBa –Mahasiswa Baru-, aku begitu cerdik (narsis sedikit, tidak apa-apalah. hahahaha)  untuk mengatur waktu. Semua tugas yang dikeluarkan oleh dosen untuk dikerjakan, aku kerjakan secepatnya. Dengan begitu, aku tidak memiliki beban saat aku ingin bermain. Semester satu bagiku adalah semester yang paling menyenangkan. Hari senin, selasa, dan rabu adalah jadwal mata kuliah padat. Selebihnya lumayanlah, tidak begitu padat. Bahkan hari sabtu, aku bisa pulang lebih awal. Di kampusku, terutama PK –Program Keahlian-ku, tidak ada yang namanya libur untuk satu minggu. Kecuali hari minggu. Ya iyalah met! Jelas, tanggalnya saja di kalender berwarna merah. Senin sampai sabtu full menuntut ilmu secara formal, di kampus.

Seperti kurva yang dimulai dari atas turun kebawah, itulah jadwal perkuliahan yang aku dapatkan. Sehingga, setiap kali mendapatkan tugas untuk jadwal mata kuliah padat –senin,selasa,rabu-, hari kamis semua tugas untuk minggu depan telah selesai. Dan aku? Bebas bermain untuk sekedar jalan-jalan, menonton fim di bioskop, atau membaca buku, dan menggambar. Asyiiiik, bukan?.
Oke, sekarang?. Alhamdulilah aku sudah menjadi kakak tingkat. Semua adik tingkat yang menjadi penghuni baru di kosanku, memanggilku kakak?. Haha geli rasanya. Seperti dikelitiki angin. Please, deh met, memangnya angin bisa menggelitikmu?. Tidak sama sekali ­-__-. 

Setiap persemesternya, aku dihadapkan dan dituntut harus bisa bersosialisasi dengan orang-orang yang baru. Semenjak matrikulasi –pembelajaran satu bulan-, sampai saat ini, aku beruntung, Tuhan selalu memberikan aku kelas terbaik. Ehem ! maksud kelas terbaik bagiku adalah aku selalu ditempatkan satu tempat dengan orang-orang yang aku kenal  baik sebelumnya. Jadi, aku tidak terlalu mati gaya, untuk mengatakan: “hai!” di kelas. Sebenarnya aku malu, satu tahun aku kuliah disini, aku belum mengenali semua teman-teman se PK ku dan mana mungkin kan, aku harus berkenalan lagi?. Aku adalah tipe orang yang tidak akan bereaksi kalau tidak ada aksi. Pemalu. Hahaha. Ya, tidak juga sih!
Bersyukur lagi. Baru di semester 3 ini, aku mendapatkan hari libur, di hari sabtu. Namun sayang, semuanya terenggut begitu saja!. Apa, sih met lebay!. Haha.
Bagiamana tidak?. Hari sabtu ini, aku mendapatkan tugas yang sangat besar. Sebesar upil. (Lucu gembel !).

Kampusku mengadakan open house. Program Keahlianku dan tentunya dengan Program Keahlian yang lainnya, akan menampilkan profil serta mendemontrasikan kegiatan yang kami lakukan dalam Program Keahlian kami masing-masing. Di PK ku, apa yang aku dan teman-teman seperjuanganku lakukan?
Memasak, menghitung kandungan gizi? Eitsssss, tidak se simple itu!. Mulai dari memilih bahan, membuat prosedur kerja, menimbang berat mentah, menyuci bahan, memasak, menimbang berat masak, menghitung kandungan gizi, dan menghitung penyerapan minyak, itu adalah tugas rutin kami. Setelah semuanya selesai, mendokumentasikan bahan mentah dan bahan jadi dan membuat laporan. Membuat laporan adalah tugas mutlak kami (dan untuk beberapa PK juga). Ya, kami . Calon ahli gizi yang dituntut, sana sini bisa.
Sana sini bisa? Hahaha. Maksudnya?. Banyak sekali lulusan dari PK ku yang pekerjaannya melenceng dari yang seharusnya –ahli gizi- menjadi pegawai bank, food stylish, ketua HRD, dan masih banyak lagi.
Bagaimana bisa?. Bisalah. Mata kuliah yang aku dapatkan bermacam-macam. Mulai dari dasar-dasar dekorasi hidangan, dasar-dasar gizi, teknik pelayanan makanan, manajemen keuangan dan pengawasan biaya, metode teknik promosi, anatomi dan fisiologi manusia, gizi dan penyakit, ditetik, bahasa inggris, aplikasi komputer, teknik pemilihan, pengolahan, penyajian hewani dan nabati, bahasa inggris dan masih banyak lagi.
Semua mata kuliah yang aku dapatkan disana yang paling menarik adalah dasar-dasar dekorasi hidangan dan teknik pelayanan makanan. Perasaan sabar di mata kuliah itu benar-benar sangat dibutuhkan, bahkan alangkah baiknya ekstra sabar. Dalam dekorasi hidangan, aku diajarkan bagaimana cara membuat mawar bengkuang (itu sangat sulit), mengcarving buah (sangat sulit), membuat mawar dari kulit tomat, sampai membuat kue ulang tahun, dan teknik merangkai bunga. Maka dari itu, banyak mereka jebolan PK ku yang memilki bakat seni, setelah keluar menamatkan kuliahnya, mereka menjadi food stylish. Proud! 

Bicara soal teknik merangkai bunga, aku berdoa pada Tuhan : “Ya, Allah semoga yang mendemonstrasikan kehalian dari Program kami aalah orang –orang yang terpilih, dan hamba harap, hamba tidak terpilih apapun. Aaminn”. Aku dan seorang temanku berharap semoga aku dan dia tidak terlibat di acara open house tersebut. Karena aku tidak mau melakukan apapun. Hahaha. Sungguh malas rasanya!.
Ternyata, Tuhan berkehendak lain. Doa’ku dijawab, tapi dengan jawaban yang lain, jawaban yang tidak aku inginkan sebenarnya. Aku terpilih menjadi salah satu orang yang akan mendemonstrasikan teknik merangkai bunga dan mencuci. Aku masih bersyukur, karena aku tidak terpilih untuk memasak, menggarnish, dan mendisplay menjadi satu kesatuan. Aku tidak terpilih untuk mendemonstrasikan teknik pelayanan makanan, skriting, mendekorasi ruangan, dan membersihkan ruangan. Tapi, sekali lagi, aku terpilih untuk ikut serta merangkai bunga dan mencuci piring!.

Alhamdulilah. Aku mensyukurinya saja, aku tahu ini adalah jawaban terhebat dan terbaik dari Tuhan untuk aku, dari do’a-do’aku.
“wajahmu met, mengingatkan dosen terhadap pembantunya di rumah, itu lah alasannya kamu ditugaskan untuk merangkai bunga, dan setelahnya adalah mencuci piring. Hahahahah”
Mungkin bisa jadi. Kami semua yang mendengarkan tertawa.HAHAHAHA




1 komentar: