oke, aku ingin bercerita.
aku menunggu dering nada hape. seperti biasa. yang aku tunggu adalah sms dari dia. kali ini bukan dering nada hapeku yang aku tunggu. namun, deringan nada hape anggota keluargaku yang lain. yang terakhir kali aku pakai untuk mengirim pesan padanya.
***
aku terdiam untuk sejenak. melihat nama dia tidak dalam bungkusan gambar amplop kecil yang masih tertutup di handphone. aku masih berpikir dalam kediaman ini. rasa penasaranku seperti menuntun aku untuk membuka isi sms itu. pesan yang seharusnya tidak aku baca karena bukan untukku. malah aku baca dengan sangat detailnya. lancang sungguh.
oh ternyata Tuhan, lebih baik aku tidak mengetahui isi pesan itu.
sekarang, yang melanda pikiranku hanyalah kecengangan. aku menulis ini, masih teringat jelas, seperti masih membaca pesan itu.
mungkin, Tuhan sengaja melibatkan aku untuk tahu tentang masalah ini, masalah yang tertulis dalam sepucuk surat elektronik canggih di handphone.
ya, dugaan ini semakin kuat yang siap meledak mengeluarkan rudalnya untuk peperangan antara aku dan isi pesan sialan itu.
***
aku tak pernah tahu apapun tentang hidup. yang aku tahu jangan ajarkan apapun tentang hidup pada siapapun. karena hiduplah yang akan mengajarkan hal apapun pada siapapun . termasuk aku.
ini tidak berlebihan. sungguh. hanya saja aku tidak bisa menceritakan apa yang aku baca.
terlalu pribadi.
kadang kala, ada waktunya kita lebih baik tidak mengetahui apapun. keadaan ketidaktahuan itu bisa membuatmu lebih nyaman.
bayangkan saja, jika kita tahu semuanya, itu hanya bisa meninbulkan ketakutan dan kekhawatiran yang diambang batas kewajaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar