sayangku, dengarkan . bukan dengan telingamu. "aku dibuat frustasi, ketika keagungan cinta terasa bukan pada waktunya. dia meletup begitu saja. tanpa kita sadari."
saat rayuan terdengar mengetuk keangkuhan, waktu pun terasa hanya satu kedipan mata.
aku tahu, kau akan menganggap aku keluar dari batas kewarasan. namunlah salah, jikalau kau dapat merangkai semua kata yang telah aku acak, dengan indah. menjadikan sebuah karya untukku.
mungkin sebuah puisi yang kau lantunkan dengan gaungan suara mu yang khas. mungkin pula sebuah lagu yang kau senandungkan dengan nadamu yang sedu. atau sebuah cerita singkat, tentang apapun yang akan terjadi di kemudian hari, semuanya hanya akan menjadi sebuah cerita, berwujud kenangan, beraroma harapan, dan berjiwakan cita-cita yang seharusnya menjadi nyata.
sayangku, debar ini seakan mengirim pesan untukku. membuatku dongkol menjatuhkan kepala pada bahumu sejenak. menatap langit malam, bahwa ini akan terjadi untuk seterusnya.
ini cukup memeras pikiranku. hingga setiapku berfikir, yang terfokus hanyalah tentangmu.
aku ini terlalu muda, untuk tahu tentang arti cinta. semuanya tidak hidup hanya untuk cinta. dan ini bukan tentang cinta, ini tentang kita.
apalah bedanya, mungkin kau melontarkan pertanyaan itu padaku?
hingga aku terlelap dan mata tak bisa membuka kelopaknya lagi, tidak kan pernah kau temukan jawaban atas pertanyaan mu.
sebenarnya, pertanyaan yang menjadi bumerang untukku, telah ku koarkan pada ku sendiri.
sampai saat ini belum terpecahkan karena ini tentang perasaan. sebelum jamannya, bukankah kau tahu, tidak ada satu orang pun yang bisa menjabarkan apa itu cinta. yang menyelimuti cinta hanyalah ceritanya.
tanyakan pada Romeo dan Juliet, apakah cinta menjalar pada semua kalangan?
dan tanyakan apa itu cinta? hingga mereka tersohor di bumi yang kita pijak ini.
sayangku, tuntunlah aku. ulurkan tanganmu dan raih aku sekiranya aku terjatuh dalam perjalananku menuju tempat tinggi.
apakah kau mendengarkan semuanya dengan hatimu?
dan itu semoga...