Music

Rabu, 30 November 2011

Kasar

Tidak sehalus julukannya. ini yang membuat aku tercengang menghentikan kebahagiaanku sejenak. karena ini, aku tak bisa menerimanya , sungguh tidak. jika pun aku mendapatkan ini.
ini adalah sebuah keputusan, yang tidak bisa mengajukan hak banding pada pengadilan Agung Sang Pencipta.
Lagi - lagi hanya bisa mengelus dada. ketidakharmonisan terleflesikan rautan di wajah. bersembunyi di balik semak keceriaan adalah kebodohan.
Siapapun dapat membaca. aku tahu. ada yang lain, yang terikat borgol besi takdirNya. karena semua ini bukan pilihan. maka terimalah dengan segala paksaan.
Sebelum pengumuman, sesuatu telah membisikan. Kedewasaan umur, tetap saja tidak menjanjikanku bersikap dewasa.
katanya aku harus merasa bangga pada orang yang mempunyai julukan sehalus budinya.
setengah hati kupalingkan diri. meretakan cermin pun jadi. lebih baik berpaling sendiri.
katanya aku begitu beruntung memiliki dia yang tangguh.
katanya aku harus tersanjung, karena dia memiliki sosok keduanya.
sayangnya, itu katanya. kata mereka yang tidak tahu bagaimana keadaan dalamnya.
apa yang mereka tahu ? itu hanya berdasarkan katanya tentang aku.
aku enggan bersamanya. itu tidak sepenuhnya.
aku enggan ada di hatinya. itu tidak sebenarnya.
aku enggan menjadi bagian hidupnya. itu tidak semutlaknya.
karena caranyalah, yang membuat bahwa aku tidak pernah berada di jalan yang sama dengannya, bergandengan tangan, seringnya bersama dalam jarak yang berjauhan, berhipotesis : sekat pemisah terlalu kokoh. membiaskan perbedaan yang sangat jelas. antara aku dengan julukan halusnya.

Senin, 28 November 2011

28 November

dan semua orang bijak sama seperti aku. merasa prinsip tidak pernah sendiri menjadi terbukti. dan diri semakin percaya pada sesuatu yang terlefleksikan salah. jika pertengkaran tidak pernah ada posisi yang membuat kesalahan karena kedua pihak sederajat salah dianggap pihak ketiga. lantas, kenapa ada pertengkaran ?
keputusan tidak punya hati adalah salah dan benar mempunyai dua jabatan.
satu sisi, tidak mempunyai hati adalah kekejaman. dan mempunyai hati beresiko sakit hati.
tali yang terputus tidak akan bisa menyatu lagi. sebab menyatu meninggalkan bekas luka berupa tonjolan yang diikatkan satu sama lainnya.
ayolah, lantas bagaimana tali persabahatan ?
dan kembalilah pada prinsip orang bijak "Tidak ada sahabat sejati, yang ada hanya kepentingan " - khalil gibran.

Minggu, 27 November 2011

Jamah

tubuh itu mengisyaratkan ketidakterawatan. lihatlah dirimu, aku simpulkan tentangmu : buruk. maaf dan terimakasih teriring. saat bagian purzzle perasaan ini seharusnya menjadi satu terkumpul penuh utuh. hingga yang lain tak kan menerka bahwa  itu adalah kita.
" tiket itu saksi kita dalam sebuah keberakhiran"....


Rabu, 02 November 2011

Kolerasi

Tolehan terakhir masih terekam dalam lensa ingatan ini. Memancarkan buih kecurigaan. Menggaung jeritan keringkihan hati. Terbenteng tinggi berjeruji. Pelarian diri, menghasilkan berbagai bentuk kegagalan. Terpola bahkan abstrak bagai penikmat seni yang dapat memahami pesan sang seniman. Memohon, mengulurkan tangan pun tak kan pernah ada gubrisan.
Dan kenapa membanggakan menjadi suatu keharusan ?
Bukankah semuanya ternilai relatif ? dan mustahil adanya kemutlakan. Hanya teorilah yang mengatakan.
Keberadaannya tak terjamah. Tak terduga serta tak tertebak. Berjalan kokoh dalam langkah ketidakpastiaan. Mudah tergoyahkan, bahkan terhempas. Disinilah sarangnya. Tempat semua menyatu meninggalkan jasad. Berlari pada satu titik kejiwaan.

Selasa, 01 November 2011

Hujan lagi

"hujan, perdengarkan tik tik kan lagu kesedihan. langit telah bergemuruh mengeluh.
di detik detik jam yang berbunyi pun terdengar kesedihan.
setiap yang berlalu jadilah tutup buku sebentuk kenangan.
hujan, perdengarkan ti tik kan lagu kesepian. langit malam memberi hitam untuk segumpal cahaya kuning kecil bulan yang sirna oleh hujan.
hujan, ringkihan hati ini tak bersua dimana mana.
tak ada tempat tetap yang menjadi habitat.teruntang lantung dibawah tik tik kan hujan.
hujan, perdengarkan tik tik kan lagu kerinduan. saat tak ada sambutan tangan kanan serta sorot tajam mata kehilangan.
hujan, tak kan pernah kulupakan setiap tik tik kan, tik tik kan air harapan gelembung partikel memorabilia.
satu hal...hujan, aku suka....
menjadi teka teki jawaban atas pertanyaan mengapa aku suka hujan ? 
dan hujan, tik tik kan mu , aku, kita berbadu dalam keseimbangan hati dan pikiran dalam lamunan hujan...."