entahlah, aku teringat sengkar ini..
mempertemukan kita dalam pandangan kosong
yang aku bisa hanya berkata 'bisa' tanpa terbiasa bahkan mencoba
separuhnya bergamat dengan riang karena ini mengenang
menusuk serta menghunuskan jarum kaput yang akhirnya tertinggal di tangan
suatu saat, berakhir pula pendongeng menyenandungkan dongengnya
menyeret halus pikiranku untuk bangun dari negerinya dan kembali pada yang nyata
membangunkan aku, memberi waktu untukku terpaku pada negeri dongengnya
bersadau, menelusuri danau menyendiri..
mengingatkan aku pada kita dalam rona senyum
musim ini akan berbeda, dengan musim kita yang selalu bersemi
semuanya menjadi suratan
seperti atom yang ditakdirkan menjadi partikel terkecil di dunia ini
seperti jati yang meranggas di kemaraunya
dan seperti embun yang jatuh pada ujung daun
sengkar kita menghanyutkanmu bersama arus danau..
menjadi kehidupan dunia lain antara kita yang menggenggam jari jemari terakhir kalinya
tanpa berkata selamat tinggal